Friday 20 September 2013

"Habib yang menjadi Rais Syuriyah Wonosobo Pertama"


SAYYID IBROHIM BIN ‘ALI BA’ABUD
(Oleh: Ahmad Muzan)*


Sayyid Ibrohim mempunyai nama asli Ibrahim Bin Ali bin Hasyim Ba'abu jika diurut ke atas, maka beliau adalah termasuk dari kalangan ahlul bait (keluarga Rasulullah SAW) yang bermarga Ba'bud Kharbasan sebuah marga dalam keturunan Rasulullah SAW, atau orang sering menyebutnya dengan Sayyid atau Habib yang menunjukkan bahwa beliau mempunyai kedudukan tersendiri di mata umat islam.

Beliau dilahirkan pada tahun 1864M dari ayah yang bernama Ali bin Hasyim dan ibunya adalah Syarifah Khotijah di Kauman Wonosobo. Gelar Sayyid diberikan kepada beliau setelah masyarakat mengetahui kealiman dari beliau serta termasuk dalam jajaran ahlul bait.Dilahirkan sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara semenjak kecil telah mendapat pendidikan ilmu agama dari orang tuanya dengan belajar mengaji.

Semua Capres Direstui Mbah Muntaha

BERTEMU TUTUT: Pengasuh Pondok Pesantren Al Asy'arriyah Kalibeber Mojotengah Wonosobo, KH Muntaha Alhafidz, duduk di kursi roda menemui Mbak Tutut yang bersilaturahmi.(55t) - SM/Sudarman
PEMILU tinggal 32 hari lagi. Kesibukan di Pondok Pesantren Al Asy'ariyyah pimpinan KH Muntaha (92) al hafidz di Desa Kalibeber, Kecamatan Mojotengah, Wonosobo semakin meningkat. Maklum, pondok milik kiai karismatik itu belakangan dikunjungi orang-orang penting. Mereka tak lain adalah para calon presiden yang siap berlaga dalam Pemilu 2004 mendatang.
Sepanjang Selasa (2/3) misalnya, pondok tersebut kedatangan tamu penting secara bergantian. Mereka antara lain Gus Dur, Wiranto, Akbar Tandjung, Siti Hardiyanti Rukmana (Mbak Tutut), mantan menteri agama Tarmizi Taher, mantan menko ekuin Rizal Ramli.

Para tamu penting itu datang bersamaan dengan momentum Haflah Khotmil Alquran Ke-26 yang diselenggarakan pesantren tersebut.

Belajar dari KH. Muntaha Al-Hafizh


(Oleh: Ahmad Muzan)*

Di antara deretan ulama di tanah air, nama KH Muntaha Al-Hafizh tentulah bukan nama yang asing. Ia adalah sosok di balik megahnya bangunanan Pondok Pesantren, sekolah SMA dan SMP Takhassus Al-Qur`an serta UNSIQ, Wonosobo, Jawa Tengah, yang sebelumnya bernama IIQ, sewaktu ia masih menjabat sebagai Rektor.

KH Muntaha Al-Hafidz lahir sekitar tahun 1910M di Kalibeber, Wonosobo. Ia adalah ulama Multidimensi yang mempunyai segudang ide dan pemikiran cemerlang yang bisa dijadikan sebagai pelajaran bagi ulama lainnya.

Tuesday 17 September 2013

Sejarah, Manfaat, dan Khasiat Carica Dieng?

Buah Carica yang mentah berwarna hijau dan yang matang berwarna kemuning.


Apa iya Carica itu asli dari Dieng? Apa aja sih manfaatnya? Mari kita baca sejenak di bawah ini.

Carica adalah kerabat pepaya dengan nama latin Carica pubescens. Rasanya agak asam tetapi harum, di sekeliling rongganya terdapat banyak sekali biji yang terbungkus oleh sarkotesta yang putih dan berair. Tanaman pepaya gunung lebih tahan terhadap udara dingin dan virus yang biasa menyerang pepaya biasa.

Carica berasal dari dataran tinggi Andes, Amerika Selatan didatangkan ke Indonesia pada masa perang dunia ke-2, dan sukses di Dieng. Dan ternyata Carica tidak hanya tumbuh di Dieng, di Bali juga ada Carica dan biasa disebut "Gedang Memedi".

Buah carica yang sudah dikemas dan siap disantap. Lebih nikmat jika dikonsumsi dalam keadaan dingin.


Carica merpakan sumber kalsium, gula, vitamin A dan C yang mempunyai sifat untuk  memperbaiki pencernaan, dan mempunyai kandungan minyak Atsiri. Buah yang masih muda biasanya dikeringkan untuk dijadikan serbuk bahan pembuatan obat penyakit kulit atau kosmetik.

Daun carica digunakan sebagai pelunak daging karena mengandung zat papain. Selain itu, zat papain digunakan dalam berbagai industri makanan dan farmasi.

Di Amerika Selatan, carica dijadikan minuman ringan non alkohol dan dijadikan selai.  Di daerah Dieng buah carica masih merupakan konsumsi lokal dan dibuat minuman awetan dalam kaleng namun masih dalam jumlah terbatas.

Bagi anda yang penasaran ingin mencicipi Carica dengan berbagai kreasi tangan, seperti manisan, kripik carica, selai carica, dan sirup carica. Bisa datang langsung sekaligus jalan-jalan ke Wonosobo, Jawa Tengah.
Atau yang jauh belum mempunyai waktu berkunjung ? Bisa juga pesan online menghubungi nomor kami 085602044428 (Damar), dan kami akan melayani sesuai permintaan anda.

Salam Lembah Dieng. Kabut Cinta menanti kedatangan anda di Dieng. ^_^

Sunday 15 September 2013

LAPORAN INTERNATIONAL PEOPLE’S TRIBUNAL ON GROSS HUMANITARIAN VIOLATION OF 1965-66 TRAGEDY

LAPORAN
DISKUSI TERBATAS
MAHKAMAH  RAKYAT  INTERNASIONAL
 KEJAHATAN KEMANUSIAAN TRAGEDI 1965-66
(INTERNATIONAL PEOPLE’S TRIBUNAL ON GROSS
HUMANITARIAN VIOLATION
OF 1965-66 TRAGEDY)
31 Agustus – 2 September 2013
SOLO, Jawa Tengah INDONESIA
 
Diskusi Terbatas yang membahas hal-ihwal Mahkamah Rakyat Internasional Kejahatan Kemanusiaan/pelanggaran HAM Berat Pembunuhan Massal 1965-66 (International People’s Tribunal on Gross Humanitarian Violation of 1965-66 Tragedy) di Solo, Jawa Tengah 31 Agustus- 2 September 2013 berjalan lancar, damai, bersemangat, penuh keakraban dan solidaritas sesuai dengan yang direncanakan.

SEKITAR PENGGALIAN KUBURAN MASSAL DI WONOSOBO

Ilustrasi Gambar Penemuan Kuburan Massal

Sejak berdirinya Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 65/66 (YPKP 65/66) 
dalam bulan April 1999 di Jakarta, penggalian kuburan massal di hutan 
Situkup (desa Dempes, kecamatan Kaliwiro, Kabupaten Wonosobo) 18 kilometer 
dari Wonosobo, Jawa Tengah merupakan salah satu di antara serentetan 
kegiatan-kegiatan penting yang sudah dilakukan oleh YPKP.