Al-Asy'ariyyah itu dingin,
sedingin bulan pendaftaran santri baru.
Al-Asy'ariyyah itu Takhassus,
selalu ada cerita di setiap gerbang sekolahnya.
Al-Asy'ariyyah itu Kalibeber,
terasa sejuk dengan gemercik air yang menghiasi jalanan.Al-Asy'ariyyah itu 'N'Dero,
berjalanan 8KM untuk merasakan kedamaian bersama Pengasuhnya.
Al-Asy'ariyyah itu Jembatan Kali Perupuk,
ada tawa dan goyangan yang mendebarkan dada saat melewatinya.
Al-Asy'ariyyah itu lapangan Kemiri,
hamparan hijau yang dilewati saat datang maupun hendak pulang.
Al-Asy'ariyyah itu Hijet bemper biru,
kendaraan saat hendak ke kota atau sehabis pulang membawa I-eN.
Al-Asy'ariyyah itu Karang Sari dan Makam Serayu,
setiap Kamis sore kita berwasilah mengharap yang terbaik.
Al-Asy'ariyyah itu Tempe Kemul,
makanan wajib ketika hujan, atau sekedar alasan untuk keluar sore ke terminal.
Al-Asy'ariyyah itu Khataman Kamis Sore,
membaca surat-surat pendek, di akhir surat selalu diakhiri do'a khusus dari Al-Maghfurlah.
Al-Asy'ariyyah itu Mbah Mun,
selalu menasihati kita "Awak dinggo berjuang Rusak, ora dinggo berjuang Rusak"
Al-Asy'ariyyah itu Mbah Mus,
selalu istiqomah memimpin jama'ah di masjid Baiturrahim.
Al-Asy'ariyyah itu Abah Khotob,
setiap omongannya adalah intelektualitas dunia akherat.
Al-Asy'ariyyah itu Abah Faqih,
bersahaja dengan kebijakan dan bersenandung puisi fenomenal.
Al-Asy'ariyyah itu adalah Muhadhoroh,
menampilkan kreatifitas MC, Hadroh Rebana, Sholawat, Pidato 4 bahasa, dan Mauidzoh hasanah Dzurriyyah.
Al-Asy'ariyyah itu Diniyah,
terkadang tertidur di atas kitab kuning tanpa memaknai.
Al-Asy'ariyyah itu "Alhamdu_utawi sekabehane puji......"
kita berkeras-keras suara mengikuti kajian Al-Ibriz dari ustadz-ustadzah.
Al-Asy'ariyyah itu Haflah Khotmil Qur'an,
antara Juz 'Amma, Binnadzhor, dan Bil Ghoib berada satu panggung di malam 10 Muharam.
Al-Asy'ariyyah itu ORDA,
kita menjamu tamu di rumah penginapan, dan masak-memasak bersama dengan santri-santri.
Al-Asy'ariyyah itu Karnaval Haflah,
berpadu kreatif antar blok, Khotimin menaiki dokar, kita berjalan melewati tanjakkan Munggang, 'N'Jawar, sampai akhirnya di depan pondok dengan beriring Drumband.
Al-Asy'ariyyah itu Kesepian Liburan Haflah,
semua 'tratak' dibongkar, lalu kerinduan terhadap keluarga mendekap erat di kesunyian santri yang pulang.
Al-Asy'ariyyah itu Kabut,
membuat cerita yang berbeda tiap malamnya bagi mereka yang merasakannya.
Al-Asy'ariyyah itu Sima'an menjelang buka puasa ramadhan,
kita memandang dan mendengarkan lantunan al-Qur'an yang dibaca pak As'Ad sebelum sirine buka puasa menjerit.
Al-Asy'ariyyah itu Terawih Cepat,
setiap setelah terawih kita mengambil kitab untuk dikaji dengan kecepatan 'memaknai' bahkan sampai tertidur juga.
Al-Asy'ariyyah itu 15 Ramadhan,
selalu dinanti untuk mengkhatamkan semua kitab ramadhan, dan tak sabar ingin cepat-cepat pulang berkumpul bersama keluarga.
Al-Asy'ariyyah itu Idul Fitri,
selalu menerbangkan balon setelah sholat Ied sebelum semua sowan bersama ke pengasuh dan ustadz-ustadz Diniyah.
Al-Asy'ariyyah itu Al-Qur'an Akbar,
di tulis dengan kebersihan hati, dan tak sembarang orang bisa menulisnya dengan penuh kesabaran serta tindak-tanduk me'Ngawulo'.
Al-Asy'ariyyah itu Kenangan,
Sebelum aku benar-benar hilang ingatan,
aku ingin bercerita tentang Al-Asy'ariyyah yang telah banyak dilupakan Alumninya.
Yang dipandang sebelah mata oleh siapa saja yang tak bisa merasakannya.
Yang tak mengerti arti "barokah" do'a Kiyai seperti apapun keadaan santrinya, bentuknya, tingkah lakunya, di manapun ia setelah keluar dari pondoknya.
Al-Asy'ariyyah itu aku,
dengan segala kekurangan masih menggali dan menimba tiap jengkal tanah dan tetes airnya.
dan dengan semua kehinaan diri menghadap Al-Maghfurlah tadi pagi,
aku ingin sungkem sekali lagi.
_Mengenang Al-Asy'ariyyah :'(
No comments:
Post a Comment