Ada
dua botol di atas meja tanpa isi dan berisi, mungkin akan sulit untuk kita
membedakan botol yang sebelah mana yang isi dan botol sebelah mana yang tak
berisi, jika hanya sebuah tulisan tanpa gambar yang aku terangkan.
Di
seberang meja, ada dua piring yang berisi dan piring yang setengah isi. Mungkin
juga akan sulit untuk menentukan di mana piring yang berisi dan di sebelah mana
piring yang setengah isi jika aku tak memberi gambaran.
Seseorang
pernah berkata padaku, “Semua yang kosong itu pernah berisi sebelumnya, dan
semua yang berisi itu pernah kosong sebelumnya.” Mungkin berlaku sebaliknya.
Di
tengah kekacauan berfikir, banyak sekali hal-hal baru yang menemukanku. Mulai
dari mereka yang sibuk mengangkat nama mereka dari sebuah kegiatan kecil sampai
kegiatan besar. Bahkan mereka yang bermuka kecil sampai mereka yang bermuka
besar. Jika aku menghendaki mengatakan makna dari hal-hal yang terlihat. Aku
ingin mengartikan, pandanganku adalah pandangan buta seseorang yang mempunyai
mata. Fikiranku adalah fikiran buntu seseorang yang mempunyai otak. Jalan
keluarku adalah jurang bagi seseorang yang berjalan dengan kaki.
Aku
ingin sekali jalan-jalan di sebuah taman, melihat kepompong yang terlalu dini
menjadi kupu-kupu. Atau sekedar berjalan menikmati matahari terbit yang terlalu
siang menyapa mata. Ada pelangi yang ku ciptakan dari dua mata yang berkedip,
ada hujan yang ku ciptakan dari mata yang berkedip-kedip. Mungkin akan ada tisu
dari sekilas pandangan.
“Bila
dikritik, daripada sibuk mencari alasan untuk membela diri, lebih baik sibuk
jujur akan kekurangan diri dan fokus memperbaikinya.”, itu adalah sebuah pesan
yang ku dapatkan dari seorang guru. Pernah merenungkannya? Mungkin setelah ini
aku akan sering merenungkannya. Segala sesuatu itu sudah ada takdirnya, yang
terpenting adalah niat yang lurus dan
bersih serta sempurnakan ikhtiar di jalan yang Tuhan sukai. Bukankah begitu
lebih indah?
Kembali
lagi pada hal-hal baru. Di sini, di antara jutaan peluh yang terjatuh, ada
makian hati yang tak pernah terucap oleh kedua bibir. Ada makian bibir yang tak
pernah dikehendaki hati. Bahkan ada makian yang terpendam di hati dan
tersalurkan bibir. Mungkin tak banyak tinta yang melukiskan kisah ini dalam
lembaran putih, atau sekedar mengingatnya. Pun mungkin tidak ada yang pernah
berfikir. Hal-hal baru selalu menemukanku yang berfikir, tidak seperti mereka
yang menemukan hal-hal baru saat berfikir.
Oh
iya, tentang piring yang tadi di seberang meja. Jika boleh tahu, akan kau beri
nama apa untuk piring yang setengah isi atau setengah kosong itu? Setengah isi
kah? Atau setengah kosong kah? Aku tak ingin membuat perumpamaan dari piring
ini. Aku hanya ingin sebuah nama yang pas untuknya. Kau bebas menamakan apa
piring itu, di sini aku hanya menanti nama yang cocok untuk piringku.
Tentang
gelas yang isi dan gelas yang kosong, aku tak pernah berfikir memberi nama
untuknya. Yang aku tahu, gelas itu adalah perumpamaan yang sangat sesuai untuk
mereka yang pernah aku jumpai lewat tutur katanya.
Aku
ingin berjalan-jalan lagi menikmati ombak lautan yang tenang tanpa gravitasi
rembulan. Melihat kembaran gemintang di atas samudra tanpa dasar, melihat
bintang beralih dengan sekejap mata, melihat rembulan yang berselendang awan
kelabu dengan sinar ranumnya. Aku ingin menulis kisah tentang anjing-anjing
origami yang digerakkan tangan-tangan penghancur, lalu tercipta sebuah api yang
dipercikkan batang korek kesasar, membakar semua susunan balok kota kecil yang
disusun dari lembaran kertas bekas gigitan rayap.
Kisah
tulisanku adalah kisah yang tak pernah berujung. Selalu saja ada
origami-origami dari lembaran kertas berikutnya yang dilahirkan tangan-tangan
tak bertuan. Sampai sebuah tabung gas meledak membakar semua kertas. Kisah
tulisanku mungkin juga masih menciptakan episode-episode baru dengan pemain
baru.
MD
Frans
16012013
No comments:
Post a Comment