Sunday, 20 January 2013

Origami Baru




Ada dua botol di atas meja tanpa isi dan berisi, mungkin akan sulit untuk kita membedakan botol yang sebelah mana yang isi dan botol sebelah mana yang tak berisi, jika hanya sebuah tulisan tanpa gambar yang aku terangkan.
Di seberang meja, ada dua piring yang berisi dan piring yang setengah isi. Mungkin juga akan sulit untuk menentukan di mana piring yang berisi dan di sebelah mana piring yang setengah isi jika aku tak memberi gambaran.
Seseorang pernah berkata padaku, “Semua yang kosong itu pernah berisi sebelumnya, dan semua yang berisi itu pernah kosong sebelumnya.” Mungkin berlaku sebaliknya.
Di tengah kekacauan berfikir, banyak sekali hal-hal baru yang menemukanku. Mulai dari mereka yang sibuk mengangkat nama mereka dari sebuah kegiatan kecil sampai kegiatan besar. Bahkan mereka yang bermuka kecil sampai mereka yang bermuka besar. Jika aku menghendaki mengatakan makna dari hal-hal yang terlihat. Aku ingin mengartikan, pandanganku adalah pandangan buta seseorang yang mempunyai mata. Fikiranku adalah fikiran buntu seseorang yang mempunyai otak. Jalan keluarku adalah jurang bagi seseorang yang berjalan dengan kaki.
Aku ingin sekali jalan-jalan di sebuah taman, melihat kepompong yang terlalu dini menjadi kupu-kupu. Atau sekedar berjalan menikmati matahari terbit yang terlalu siang menyapa mata. Ada pelangi yang ku ciptakan dari dua mata yang berkedip, ada hujan yang ku ciptakan dari mata yang berkedip-kedip. Mungkin akan ada tisu dari sekilas pandangan.
“Bila dikritik, daripada sibuk mencari alasan untuk membela diri, lebih baik sibuk jujur akan kekurangan diri dan fokus memperbaikinya.”, itu adalah sebuah pesan yang ku dapatkan dari seorang guru. Pernah merenungkannya? Mungkin setelah ini aku akan sering merenungkannya. Segala sesuatu itu sudah ada takdirnya, yang terpenting adalah niat  yang lurus dan bersih serta sempurnakan ikhtiar di jalan yang Tuhan sukai. Bukankah begitu lebih indah?
Kembali lagi pada hal-hal baru. Di sini, di antara jutaan peluh yang terjatuh, ada makian hati yang tak pernah terucap oleh kedua bibir. Ada makian bibir yang tak pernah dikehendaki hati. Bahkan ada makian yang terpendam di hati dan tersalurkan bibir. Mungkin tak banyak tinta yang melukiskan kisah ini dalam lembaran putih, atau sekedar mengingatnya. Pun mungkin tidak ada yang pernah berfikir. Hal-hal baru selalu menemukanku yang berfikir, tidak seperti mereka yang menemukan hal-hal baru saat berfikir.
Oh iya, tentang piring yang tadi di seberang meja. Jika boleh tahu, akan kau beri nama apa untuk piring yang setengah isi atau setengah kosong itu? Setengah isi kah? Atau setengah kosong kah? Aku tak ingin membuat perumpamaan dari piring ini. Aku hanya ingin sebuah nama yang pas untuknya. Kau bebas menamakan apa piring itu, di sini aku hanya menanti nama yang cocok untuk piringku.
Tentang gelas yang isi dan gelas yang kosong, aku tak pernah berfikir memberi nama untuknya. Yang aku tahu, gelas itu adalah perumpamaan yang sangat sesuai untuk mereka yang pernah aku jumpai lewat tutur katanya.
Aku ingin berjalan-jalan lagi menikmati ombak lautan yang tenang tanpa gravitasi rembulan. Melihat kembaran gemintang di atas samudra tanpa dasar, melihat bintang beralih dengan sekejap mata, melihat rembulan yang berselendang awan kelabu dengan sinar ranumnya. Aku ingin menulis kisah tentang anjing-anjing origami yang digerakkan tangan-tangan penghancur, lalu tercipta sebuah api yang dipercikkan batang korek kesasar, membakar semua susunan balok kota kecil yang disusun dari lembaran kertas bekas gigitan rayap.
Kisah tulisanku adalah kisah yang tak pernah berujung. Selalu saja ada origami-origami dari lembaran kertas berikutnya yang dilahirkan tangan-tangan tak bertuan. Sampai sebuah tabung gas meledak membakar semua kertas. Kisah tulisanku mungkin juga masih menciptakan episode-episode baru dengan pemain baru.

MD Frans
16012013

No comments:

Post a Comment