Di zaman yang serba semau Gue ini. Banyak orang yang tak memperdulikan dan mengabaikan nasehat-nasehat yang di sampaikan orang tuanya, gurunya, dan bahkan orang-orang di sekitarnya. Sungguh fenomena yang sangat melenceng jauh dari jati diri orang Indonesia yang orangnya ramah-ramah dan cenderung hidup bergotong royong.(nggak nyambung banget kan sama nasehat )
Langsung saja, berikut ini adalah Pitutur atau nasehat atau petuah berbahasa Jawa yang mungkin bisa kita ambil pelajaran darinya.
"Yen ngomong apa anane
wae. Nanging anane apa aja diomongke."
(Bicaralah apa adanya, jangan mengada-ada. Tetapi
jangan pula semua yang ada dibicarakan)
Keterangan:
Memilih kata untuk bicara sangatlah penting, karena
ucapan kita membawa penilaian orang lain terhadap pribadi kita. Memilih kata
supaya tidak menyakiti dan menyinggung hati orang yang diajak bicara, juga
menjaga pembicaraan dari membuka aib sendiri yang malah akan semakin membuat
kita dinilai kurang baik oleh orang lain. Ketika mulut terbuka, terbukalah
peluang orang lain untuk membaca diri kita. Oleh karenanya, hati-hatilah dalam
berbicara.
"Manungsa dadi tanpa
rega yen tumindake ala. Manungsa marani ajur yen ora gelem jujur"
Keterangan:
Kemuliaan seseorang terletak dalam agama dan lakunya.
Harga diri seseorang terletak pada akal dan ucapnya. Jika seseorang berlaku
buruk dalam kehidupannya atau memilih jalan yang buruk untuk jalan hidupnya.
Maka tak akan ada kemuliaan padanya. Gusti Allah sudah menetapkan. Dalam
kehidupan, kemuliaan manusia terletak dalam kebaikan tingkah laku dan agamanya.
Dan itu sudah disiapkan bayaran mahal karena tempat kemuliaan adalah surga.
Begitu juga untuk orang yang jauh dari kejujuran. Sekali tak jujur, maka
otomatis dia telah menolak dan mengesampingkan kata hatinya. Semakin manusia
itu menolak kata hatinya untuk diikuti, maka celakanya semakin dekat. Karena
kata hati adalah radar Tuhan untuk kita memilih mana jalan yang harus diikuti.
Mudah-mudahan kita semakin berani mengikuti kata hati demi keselamatan diri
kita sendiri.
"Bisaning urip cetha kanti ati temata"
Keterangan:
Kejelasan arah hidup seseorang menentukan baik dan buruk jalan hidupnya. Jika arahnya pun tak tahu, apa yang dilakukannya pun tanpa tujuan. Akhirnya hidupnya pun tidak jelas. Dan itu semua bisa dilakukan dengan memper’jelas’ arah hidupnya, yaitu dengan menata hati supaya tentram dan tenang. Dengan ketentraman dan ketenangan hati maka ke’jelas’an tujuan hidup pun akan lebih ‘jelas’. Ketika sudah ‘jelas’ apa yang mau dituju dan dicapai, maka akan jelas lebih mudah dalam memilih jalan hidup dan berhati-hati dalam memilih langkah agar bisa sampai ‘tujuan’ itu dengan selamat. Mari segera menentukan arah dengan jelas demi kebaikan hidup kita kini dan nanti.
"Yen dalan becik
kebukak, Paranana. Yen dalan ala kebukak, Lunganana"
Keterangan:
Dalam perjalanan hidup manusia, tidak lepas dari
pencarian akan hal-hal yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan lahir maupun
batinnya. Dalam perjalanannya mencari kebutuhan, pilihan-pilihan akan terbuka untuk
jalan yang akan dilewati, entah itu baik atau buruk.
Ketika jalan baik yang dipilih untuk dilewati, maka
akan membawa hasil yang baik untuk kebutuhannya, dan akan menyenangkan untuk
kelanjutan hidupnya. Jika jalan buruk yang terbuka, dan itu dipilih untuk
dilewati dalam rangka memenuhi kebutuhannya yang mencakup lahir dan batin, hanya
di awal ia bisa merasakan kesenangan, dan di ujung ia akan sengsara. Untuk
orang-orang yang percaya pada jalan Tuhan, akan tahu bahwa setiap pilihan buruk
akan membawa keburukan meski ditengahnya dipenuhi hal-hal yang menyenangkan.
Oleh karenanya orang-orang yang percaya pada Tuhan
tetap berpijak pada “Bila jalan baik terbuka, Datangilah. Dan bila jalan buruk
terbuka, Maka jauhilah”
Semoga kita dimudahkan memilih dan melewati jalan yang
baik untuk kebaikan kita sendiri dan oran lain.
No comments:
Post a Comment