Sunday 9 June 2013

"Nikmat Tuhan yang Sebelah Mana yang Akan Kau Dustakan"


Perjalanan jelajah dunia malam memang sangat indah. Banyak kisah yang mengisi dunia tanpa matahari terang ini, seolah-olah semua memang sudah diatur sedemikian rupa oleh Sang Pencipta, meskipun terkadang kita yang menciptakannya sendiri dengan Iraadah-Nya yang dipinjamkan.

Iwan Fals dalam lagunya yang berjudul "Intermezo" menyanyikan_"Katanya malam sepi, ternyata malam tak sepi. Malam katanya sama, ternyata malam tak sama"_ begitulah gambaran malam. Bisa dikatakan malam sepi bagi yang merindu, tak sepi bagi yang bertemu. Sama bagi yang tak bersyukur, tak sama bagi yang menikmatinya.

Sebuah cerita, suatu hari, ada seorang santri yang sengaja keluar dari pondok pada malam hari, sebut saja namanya Zaed. Dia adalah santri yang bisa dibilang sangat pintar dalam dalil mendalil, dalam bahasa 'Kromo'nya bisa disebut_Ahlul Percocotan.

Zaed ketika malam itu merasa suntuk di pondok, perutnya lapar. Hal wajar ketika seseorang lapar adalah dia akan makan, itu berlaku untuk anak rumahan yang selalu siap makanan, ketika buka lemari sudah ada makanan di situ_ini jarang sekali berlaku bagi anak pondokkan_bahkan bisa dibilang tidak ada. 

Singkat cerita, ketika Zaed membeli makan di alun-alun jam 2 malam. Ia didatangi wanita malam atau WPS, sebut saja namanya Ciblek. Sepontan Zaed langsung menundukkan pandangannya, mulutnya berkomat-kamit istighfar ketika sekilas melihat fashion Ciblek yang bisa dibilang hampir separuh pinggang ke atas telanjang.

Sang bakul yang heran melihat Zaed, "Ada apa mas? Kok kayak lihat setan aja?", tanya bakul.
Masih dalam keadaan menunduk dan beristighfar tak henti-henti_sesekali 'ngences'_ Zaed menjawab, "Hadzihi fitnah... Ma'shiatul 'Ain... Astaghfirullohal'adzhiim... Allah... Astaghfirulloh..."
Sang Bakul pun bertambah heran dengan apa yang dikatakan Zaed. Lalu Bakul paham apa yang dimaksud Zaed saat melihat Ciblek.
"Ooooh... cewek ini ya mas?", tanya Bakul sambil menunjuk Ciblek yang ada di sebelah kanan meja 'dodolan'.
Ciblek bingung, baru datang langsung disambut dengan percakapan yang tidak ia maksud.
"Ada apa tho maaas?", tanya Ciblek sama Bakul heran.
"Ndak papa kok mbak, ini masnya bilang Maksiat Mata sambil_komat-kamit nyebut_melihat pakaian mba'e yang setengah telanjang ini.", jawab bakul.
"APA... ?? Kaya gini dibilang MAKSIAT? HADZA MIN FADHLI ROBBI MAS !!! Maka, nikmat Tuhan yang sebelah mana yang akan kau dustakan, saat melihat body-ku?", geram Ciblek tidak terima.

Zaed syok mendengar perkataan Ciblek, ia terperangah mengangkat mukanya, dzikirnya berhenti, wajahnya seperti terlukis tanda tanya BESAR.
"Apa lihat-lihat? Sampean mau?", tantang Ciblek pada Zaed.
"Nggak mbak, mbaknya kok bisa bilang Hadza min fadhli robbi?", Zaed memandang dada Ciblek sambil tertegun.
"Saya itu WPS yang Ngalimah ya mas. Saya mencari uang halal dari pekerjaan saya yang seperti ini. Daripada saya mengemis-ngemis apa lagi mencuri, mending saya mencari uang halal seperti ini.", jawab Ciblek sambil mengusungkan dadanya.
"Lho.. melacur itu perbuatan haram mba', uangnya juga uang haram.", tandas Zaed agak takut.
"Haram menurut pandangan siapa mas? Kalau bertahan hidup seperti ini saja sudah dibilang haram, dibilang najis, dibilang hina. Harus bertahan hidup dengan cara apa lagi mas? Mengemis? Mencuri? Saya yakin Tuhan mendengar hamba-Nya bagaimanapun kondisi hamba-Nya."

.......................
bla bli blu ble blo...... 
.........
Tamat....

_ada yang mau kasih komentar?

2 comments:

  1. ya saya mesti komentar,,,
    ngambang iki hukume....wkwkkwkwk

    dasar hukumnya kok tidak disebutkan oleh pelacur
    entah hadits atau ayat al-Qur'an

    ReplyDelete