BERTEMU TUTUT: Pengasuh Pondok Pesantren Al Asy'arriyah Kalibeber Mojotengah Wonosobo, KH Muntaha Alhafidz, duduk di kursi roda menemui Mbak Tutut yang bersilaturahmi.(55t) - SM/Sudarman | |
PEMILU tinggal 32 hari lagi. Kesibukan di Pondok Pesantren Al Asy'ariyyah pimpinan KH Muntaha (92) al hafidz di Desa Kalibeber, Kecamatan Mojotengah, Wonosobo semakin meningkat. Maklum, pondok milik kiai karismatik itu belakangan dikunjungi orang-orang penting. Mereka tak lain adalah para calon presiden yang siap berlaga dalam Pemilu 2004 mendatang.
Sepanjang Selasa (2/3) misalnya, pondok tersebut kedatangan tamu penting secara bergantian. Mereka antara lain Gus Dur, Wiranto, Akbar Tandjung, Siti Hardiyanti Rukmana (Mbak Tutut), mantan menteri agama Tarmizi Taher, mantan menko ekuin Rizal Ramli.
Para tamu penting itu datang bersamaan dengan momentum Haflah Khotmil Alquran Ke-26 yang diselenggarakan pesantren tersebut.
Capres yang bersilaturahmi Selasa siang adalah Mbak Tutut (PKPB). Dia mengungkapkan, kehadirannya selain untuk bersilaturahmi juga dalam rangka peluncuran buku Alquran Tafsir Maudhui al Muntaha. Tafsir Alquran itu merupakan gagasan Mbak Tutut bersama KH Muntaha yang telah dikerjakan sejak 1995.
Selang 25 menit setelah Mbak Tutut, capres Partai Golkar Akbar Tandjung bersilaturahmi kepada ulama karismatik tersebut. Dia berkunjung setelah membuka Pelatihan dan Orientasi Juru Kampanye Daerah di Wonosobo.
Malam harinya, gantian Gus Dur (PKB) dan Wiranto (Partai Golkar), datang bersama. Kedua capres tersebut juga disertai Tarmizi Taher dan Rizal Ramli. Setelah bersilaturahmi dengan KH Muntaha, mereka mengikuti prosesi Haflah Khotmil Alquran yang berlangsung sampai Rabu dini hari kemarin.
Meski dalam kondisi kesehatan kurang baik, KH Muntaha yang didampingi pengasuh pondok, dengan ramah menerima para tamunya. Tidak banyak yang dibicarakan antara capres dan ulama sepuh tersebut. Kehadiran para capres mendapat perhatian besar dari santri-santri pondok dan masyarakat daerah pegunungan itu.
Pengasuh Pondok KH Chabibullah Idris menjelaskan, kunjungan empat capres tersebut merupakan silaturahmi biasa dalam rangka Haflah Khotmil Alquran dan bukan dengan motif tertentu. Apakah mereka minta restu? Chabibullah mengatakan, restu dan doa diberikan pada semua. "Mbah Mun (KH Muntaha) mendoakan agar semua selamat."
Kepada Suara Merdeka Wiranto mengatakan, untuk memilih presiden dan wakil presiden secara langsung tidak boleh main-main. Rakyat harus tahu persis tentang apa dan siapa yang akan dipilih. Dalam kaitan ini, perlu adanya pencerahan terhadap rakyat.
"Pemimpin harus tahu problem yang dihadapi rakyatnya. Pemimpin harus mampu memberikan jalan keluar dan bisa memenuhi harapan masyarakat. Pemimpin harus dapat mengantar rakyat ke arah kemajuan. Meski sekarang pelaksanaan pemilu semakin dekat, saya rasa masih ada waktu untuk memberikan pencerahan kepada rakyat."
Ketika memberikan sambutan pada acara Haflah Khotmil Alquran, dia menekankan, selama ini tidak ada kantong-kantong NU yang rusuh.
Menyinggung kedekatannya dengan Gus Dur, dia menyebut hal itu karena adanya pemahaman yang sama. Wiranto mengaku sudah lama dekat dengan deklarator PKB tersebut.
Dia merasa terpanggil melihat kondisi dan penderitaan yang dihadapi rakyat Indonesia, misalnya kesehatan, kemiskinan, dan pendidikan. Wiranto mengaku terpanggil untuk melakukan perubahan dan bukan sekadar untuk mencari kekuasaan.
Gus Dur pada malam itu banyak melontarkan joke yang menggelitik. Cucu pendiri NU itu pun menyebut, ulama harus bisa menyatu dengan rakyat. Dia menilai, pemilu akan dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi bangsa.
Mantan menag Tarmizi Taher berpendapat, bila NU-Muhammadiyah bangkit dan bersatu maka negara akan menjadi kuat. Dia menandaskan, bangsa Indonesia bukan bangsa radikal melainkan moderat.
Sementara itu, Rizal Ramli banyak menyoroti kekurangan pemerintahan Presiden Megawati. Sehubungan dengan itu, dia yakin jika Gus Dur bergandengan dengan Wiranto, akan mampu mengatasi problem bangsa Indonesia.
Wakil Bupati Wonosobo Kholiq Arief berharap, pemimpin harus berakhlakulkarimah, baik budi, dan baik hati. Selain itu, dia juga mengharapkan pemimpin yang bisa membayar utang dan bukan pemimpin yang menambah utang negara.
Akbar Tandjung mengakui, kehadirannya untuk minta doa restu agar bisa menjalankan tugas sebagai pimpinan partai ataupun tugas kenegaraan dengan sebaik-baiknya. "Tadi, Mbah Muntaha sejenak memimpin doa dan memberikan restu," ujarnya.
Siapa sebetulnya kiai sepuh yang banyak dimintai doa dan restunya itu? Dia tergolong kiai sepuh yang karismatik. Dari tangannya, banyak lahir santri-santri hafal Alquran yang kini banyak tersebar di seluruh Indonesia. Sejak zaman Orba, kiai ini banyak dikunjungi para pejabat. Mereka datang seperti halnya para calon presiden kali ini, selain bersilaturahmi juga memohon doa restu. (P55,sgt-33j)
Suara Merdeka: Kamis, 4 Maret 2004
No comments:
Post a Comment