Saturday 17 November 2012

Ku Ingin Melihat Dunia Sehari Tanpa Cinta



Bukan perasaan yang membuatku menjadi begini, tapi entah mengapa aku masih menganggap bahwa perasaanlah yang membuatku seperti ini.
Perjalanan kisahku tak bertahan sampai bumi berhenti bergerak. Aku pasti akan meninggalkan dunia dengan segala isinya, tak menutup kemungkinan kalian, dan itu pasti. Perputaran roda kehidupan telah memberi warna yang indah pada setiap episodenya. Adapun warna kelam itu hanya sebuah keindahan yang tercoreng tak karuan. Sesat itupun akan hilang atau sedikit memakan waktu lama untuk benar-benar hilang.
Masih saja aku menepi dalam keraguan mencintai. Cinta tak berwujud tak berbentuk, tapi cinta melahirkan kelakuan, dan gerakan serta perwujudan. Mengapa aku menyalahkan cinta yang hadir dalam hari-hariku? Mengapa aku menganggap cinta adalah musibah yang mengisi hati ini? Mengapa dan mengapa harus ada cinta jika tak ada sesuatu yang bisa dicintai kala semua menjauh dan pergi? Kembali pada Tuhankah cinta itu? Atau sengaja cinta diciptakan hanya untuk mencintai Tuhan?
Banyak manusia membicarakan cinta, pun tidak sedikit manusia yang mengharapkan cinta yang hadir karena Tuhan. Adakah mereka juga mencintai Tuhan dengan cinta yang sebenarnya? Mengapa dengan entengnya mereka meminta hadirnya cinta yang hanya karena-Nya?
Cinta… cinta… dan cinta… selalu saja setiap perkara terselip dengan nama cinta.
“Aku mencintaimu karena Tuhan-ku”, “aku berteman karena cinta”, “aku mengasihi karena cinta”, “aku belajar karena cinta”, “aku bekerja karena cinta”. Aku, aku, aku cinta, cinta cinta cinta.
Seperti ingin menghapus kata cinta. Ku ingin melihat dunia sehari tanpa cinta.

Rabu, 1010’12

2 comments:

  1. wah sepertinya si mas bro ini lagi menggalau sehingga begitu siriknya dengan cinta

    ReplyDelete
  2. hehehe bukan sirik terhadap cinta. hanya begitu bingungnya memahami cinta. ^_^

    ReplyDelete