Tuesday, 11 December 2012

Komunitas Matapena LSdP #7 UNSIQ WONOSOBO



JANGANLAH TERLALU BANYAK IDE TAPI BANYAKLAH MENULIS


APA KATA MEREKA TENTANG LSdP #7 UNSIQ WONOSOBO ?

Wonosobo, LSDP (Liburan Sastra dan Pesantren) Matapena bertempat di Universitas Sains Al Qur’an (UNSIQ) tepatnya di Jalan Kalibeber Km. 3 Wonosobo Jawa TengahKarena tempatnya di daerah pegunungan suhu udara yang sejuk, maka UNSIQ merupakan tempat yang tepat untuk pelaksanaan LSDP#7. Selain itu, Wonosobo juga dikenal sebagai Eropanya Indonesia dengan buah khas carica” yang hanya terdapat di pegunungan Dieng.
Komunitas Matapena adalah merupakan komunitas sastra yang bersifat nyantri. Dulu kegiatan LSDP hanya laksanakan di pendopo Matapena Jogjakarta. Seiring dengan usulan-usulan dan pergantiankepengurusan, komunitas Matapena melakukan perombakan dengan melakukan liburan dari daerah satu ke daerah lainnya se-pulau Jawa. Daerah-daerah yang sudah dijadikan tempat berlibur sastra yaitu Yogjakarta sendiri selama lima kali dan yang lain di Malang Jawa Timur dan baru-baru ini ada di Wonosobo Jawa Tengah. Matapena dinaungi oleh Al-kiss yang telah menerbitkan puluhan novel.
Senin-Kamis26 - 29 Desember 2010 Liburan Sastra dimulai, yang kali ini mendapatkan respon dari Perusahaan Telkomsel. Dalam kegiatan ini Matapena mengusung tema “Membumikan Nilai-nilai Universal Al-qur’an dalam Sastra”. Peserta yang mengikuti acara LSDP dari anak sekolah dan kelompok santri, sedangkan dari komunitas Matapena sendiri sebagai fasilitator, dan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa)UNSIQ sebagai panitia pelaksana.
Az Zahra sendiri mendelegasikan tujuh anak untuk mengikuti kegiatan tersebut yaitu Edi Riswanto(kelas XII SMK Az Zahra), Zulianto Teguh Wibowo (kelas XII SMK Az Zahra), M Jefri Amiruddin (X SMK Az Zahra), Farida Inayati (kelas X SMK Az Zahra), Nisa’un Arum  Sari (kelas VIII SMP Az Zahra), Zhiana Rifka A (kelas VIII SMP Az Zahra), dan Uyun Aswin (kelas VIII SMP Az Zahra), dengan bimbingan dari masing-masing lembaga Az Zahra yaitu Bapak Amin Syukron(dari SMK), dan Ibu Lisa (dari SMP) melancarkan perjalanannya menuju Wonosobo
Seperti buah carica kecil dan imut itulah yang diusung oleh LSDP ketujuh yaitu kegiatan yang sederhana dan mengesankan.
Kegiatan pertama, Matapena sebagai narasumberyang memberikan pembelajaran tentang dasar-dasar sastra dan pengembangannya.
Kegiatan kedua adalah pendalaman tentang tema, alur dan penokohan.
Ketiga, audiens diajak refreshing ke Gunung Dieng dan candi Arjuna sambil belajar teater.
Dan terakhir penuntasan materi di malam hari dengan menghadirkan pemateri asli Jepara yaitu Alex Komang yang terkenal sebagai sutradara dan novelis terkenal di Indonesia. Alex Komang baru saja sukses menyutradarai film “Surat Kecil Untuk Tuhan” yang meledak di pasaran. Tak lupa Teater Banyu juga ikut memeriahkan malam puncak LSDP #7 yang beberapa waktu lalu telah melaksanakan Workshoop di UNSIQ Wonosobo.


APASIH YANG MEREKA DAPAT..............?????

 “Edi (siswa SMK Az Zahra Jepara)” sebagai peserta yang sudah merasakan dua kali kegiatan LSDP Matapena. Menurut Edi dia lebih terkesan kepada LSDP #7 karena kegiatan-kegiatan yang dilakukan lebih terformat dan terorganisir dengan baik. Satu pesan yang diingat oleh Edi dari Kang Sacree MD, salah seorang  fasilitator Matapena yaitu:
“Jangan pernah berhenti berharap dan jangan pernah berhenti berbuat karena ehidupan akan terus berjalan. Seiring dengan bergulirnya waktu, harapan adalah satu-satunya penyelamat anda saat ini. Jangan sampai harapan itu makin lama makin redup. Tugas anda adalah membiarkan dan menjaganya agar tetap menyala”.

“Farida” yang baru kali ini mengikuti LSDP, mengaku tambah cinta pada dunia seni khususnya  tulis menulis “Jujur saja, saya dulu paling malas kalau disuruh baca buku novel atau cerita-cerita yang lain dan saya lebih milih baca seputar biografi, tetapi setelah mengikuti LSDP #7 saya tambah semangat untuk membaca apapun bentuk tulisannya dan berkarya” terangnya. Namun yang lebih membekas dihatinya adalah serangkaian kata simpel tapi begitu dalam makna yang tersirat dari kak Zaky Zarung yang selalu bergeming dihatinya “Janganlah terlalu banyak Ide tapi banyaklah menulis”. 
                Jefri “Wuiihhh........ bisa narsis sama orang Korea waktu di pegunungan Dieng, jarang-jarang lhodapat kesempatan seperti ini, meskipun dia bukan Park Min Young idola ku selama ini” ujarnya. Tapi bukanlah itu yang sebenarnya ia cari di LSDP #7 melainkan pengalaman dan ilmu menulis dari ahlinya yaitu para novelis dari komunitas Matapena Yogyakarta.
                Zulianto satu kalimat yang terselip dalam relung hatinya ”Membusukkan alur” caranya: menulislah, lalu tutup, beberapa hari kemudian di buka kembali dan dibenahi lagi. Mengapa

demikian??. “Karena saya selama ini  ketika diperjalanan menulis cerpen tiba-tiba alurnya jadi mangalirnggak jelas. Itu merupakan pelajaran yang tak bisa dilupakan dari Mak Ully Maftuhah penulis novel “Blok I” 
                Nisa’un Arum Sari  siswi  yang sekarang menjabat sebagai  Wakil ketua OSIS SMP Az Zahra berkata “mandi... nggak mandi yang penting eksis mbak kak....” dengan suara lantang ia berkata demikian karena suhu dingin yang terus meliputi tubuhnya dan peserta LSDP yang lain. Ia mengikuti kegiatan ini awalya tidak diketahui oleh orang tuanya alias BONEK (BOcah NEKat), dengan biaya sendiri ia ngotot untuk mendapatkan jurus menulis ala gunung Sindoro. “Witing tresno jalaran sangka kulina” merupakan kata-kata yang menambah semangat ia membaca dan berkarya
”Liburan kali ini seperti makan lolipop sabu-sabu yang bisa membuat  ketagihan bagi para  pencobanya” begitulah Zhiana Rifka Andini yang kerap disapa Andini mengibaratkan LSDP#7. Sepertinya ia tak sabar untuk terus mengikuti episode-episode LSDP selanjutnya karena begitu banyak yang ia dapatkan diantaranya pengalaman yang tiada duanya, sahabat baru, inspirasi baru, dll.
                Si kecil “Uyun Aswin” juga ikut berpartisipasi dalam liburan Sastra kali ini. Jenggot kak Pepy itu loh mbak,kak.. yang bikin tambah berkesan dan  susah untuk melupakan moment-moment itu”katanya disertai gelak tawa. Disana aku dapat ilmu, pengalaman, teman baru dan lain-lain” terangsalah satu bintang drama teater mewakili AzZahra setelah digembleng mentalnya.”Karya adalah sesuatu yang lahir dari jiwa seseorang” kata penyemangat yang dilontarkan oleh mbak Pijer Sri Laswiji dan mengena tepat dihatinya.
                Sia-sia saja kalau ilmu tidak diamalkan. Oleh karena itu kami ingin mengaplikasikan ilmu yang telah kami dapat dari LSDP #7  di Wonosobo dalam buntuk apapun itu dan kami juga tidak akan sungkan-sungkan  untuk membagikan ilmu tersebut pada temen-temen Komunitas Sahabat Pena. ( Edy,Farida, dkk/ Alumni LSDP#7)


SABTU, 04 FEBRUARI 2012

No comments:

Post a Comment