Monday, 19 November 2012

Selimut Panggilan




Ada nada yang menggetarkan hati dan membuat merinding seluruh tubuh
Ada suara teriak memanggil dunia yang lantang
Ada gema yang memantul setiap harinya bahkan setiap saatnya
“Di sisimu aku mendengar seruan embun yang menetes di dalam dada, terasa begitu sejuk dan sangat dingin memberi ketenangan.”
Dari satu atau sepasang telinga yang menempel pada setiap makhluk, hanya beberapa yang mendengar dan menjalankan
Dari satu atau sepasang telinga yang Kau beri pada setiap makhluk, hanya hitungan jari yang mendekat
Dari satu atau sepasang telinga yang berlubang, hanya beberapa yang bisa menyerap.
“Aku mendengar suara-Mu memanggilku untuk melangkahkan kaki ini.”
Udara di sini begitu dingin, kami menarik selimut mencari kehangatan. Kami takut air pagi. Kami benar-benar takut kedinginan dari pada takut panas-Mu.
Suara-Mu telah berlalu sekian detik tadi dan aku masih berselimut hangat tanpa dingin.

Wonosobo, 191112

No comments:

Post a Comment