Keluh ku mencari kesah dalam setiap kisah yang berkoar atau
berceramah.
Belum sempat aku menenggak arak anggur, tawar kehidupan berirama
hitam atau putih menghiasi setiap jengkal episode yang akan ku tulis dan
mungkin sudah ditulis oleh Tuhan-ku.
“Setiap mereka yang bernyawa pasti akan kembali kepada pemilik
nyawa.”
Semua kejadian terekam, itu yang aku dapatkan tiap hari berjalan,
berfikir tentang kehidupan yang akan hilang.
“Tak ada yang dapat menghentikan waktu barang sekejapan mata.”
Yang terjalani itu ukiran, pahatan, atau tulisan. Yang terjalani
adalah cerita. Yang terjalani adalah uang. Yang terjalani adalah realita. Yang
terjalani itu waktu. Yang terjalani itu takkan pernah kembali.
“Sesal-lah ia dalam kesia-siaan.”
Keluh ku mencari kesah dalam setiap kisah yang tertulis.
“Tulisan ada untuk diceritakan”
“Tulisan ada untuk dibaca”
“Tulisan ada untuk direnungkan”
“Tulisan ada untuk dipahami”
“Tulisan ada untuk dijalankan”
“Tulisan adalah amanat, yang di alamatkan”
Setiap mereka yang bernyawa pasti akan kembali kepada pemilik
nyawa.
Aku berkeluh kesah atas waktu yang tak pernah kembali.
Wonosobo,
211012
No comments:
Post a Comment