Sunday, 18 November 2012

Tak Pernah Kembali




Keluh ku mencari kesah dalam setiap kisah yang berkoar atau berceramah.
Belum sempat aku menenggak arak anggur, tawar kehidupan berirama hitam atau putih menghiasi setiap jengkal episode yang akan ku tulis dan mungkin sudah ditulis oleh Tuhan-ku.
“Setiap mereka yang bernyawa pasti akan kembali kepada pemilik nyawa.”
Semua kejadian terekam, itu yang aku dapatkan tiap hari berjalan, berfikir tentang kehidupan yang akan hilang.
“Tak ada yang dapat menghentikan waktu barang sekejapan mata.”
Yang terjalani itu ukiran, pahatan, atau tulisan. Yang terjalani adalah cerita. Yang terjalani adalah uang. Yang terjalani adalah realita. Yang terjalani itu waktu. Yang terjalani itu takkan pernah kembali.
“Sesal-lah ia dalam kesia-siaan.”
Keluh ku mencari kesah dalam setiap kisah yang tertulis.
“Tulisan ada untuk diceritakan”
“Tulisan ada untuk dibaca”
“Tulisan ada untuk direnungkan”
“Tulisan ada untuk dipahami”
“Tulisan ada untuk dijalankan”
“Tulisan adalah amanat, yang di alamatkan”
Setiap mereka yang bernyawa pasti akan kembali kepada pemilik nyawa.
Aku berkeluh kesah atas waktu yang tak pernah kembali.

Wonosobo, 211012

No comments:

Post a Comment