Thursday, 21 February 2013

Merekayasa Bentuk Anak Sebelum Lahir untuk Menyiapkan Keturunan



New York — Meningkatnya kekuatan dan aksesibilitas teknologi genetik suatu hari mungkin akan memberikan para orangtua pilihan untuk memodifikasi anak mereka yang belum lahir, untuk menyiapkan keturunan yang bebas penyakit atau agar anak mereka berbadan lebih tinggi, berotot, cerdas atau dianugerahi dengan sifat yang diinginkan.

Apakah perubahan ini membuat orangtua mampu memberikan anak-anak mereka awal yang terbaik? Atau apakah itu berarti bayi yang dirancang untuk bisa menghadapi masalah genetik yang tak terduga? Para ahli memperdebatkannya pada Rabu malam (13 Februari) apakah rekayasa prenatal harus dilarang di Amerika Serikat.

Manusia telah memodifikasi secara genetik hewan dan tanaman, kata Sheldon Krimsky, seorang filsuf di Tufts University, yang berpendapat bahwa ia mendukung larangan yang sama untuk bayi manusia. "Tapi dalam ratusan ribu eksperimen yang gagal, kita hanya membuang begitu saja hasil modifikasi tanaman atau hewan yang tidak diinginkan."

Konsekuensi yang tidak diketahui
Apakah ini adalah sebuah model yang ingin diberlakukan oleh masyarakat pada manusia, dengan membuat modifikasi genetik, "membuang begitu saja hasil rekayasa ketika mereka tidak berhasil?" Krimsky bertanya di acara Intelligence Squared Debate yang diadakan di Manhattan.

Dia dan sesama pendukung pelarangan rekayasa genetik, Lord Robert Winston, seorang profesor ilmu pengetahuan, masyarakat dan ahli kesuburan di Imperial College di London, berfokus pada ketidakpastian yang berhubungan dengan dasar-dasar dari sifat genetik. Keduanya juga membahas konsekuensi dari memanipulasi gen. 

"Bahkan (untuk) tinggi badan, salah satu sifat yang paling terkenal untuk diwarisi, para peneliti telah menemukan bahwa setidaknya dari 50 gen hanya 2-3 persen yang memenuhi syarat dalam sampel," kata Krimsky. "Jika Anda ingin anak yang tinggi, menikahlah dengan orang yang tinggi."

Alam tidak peduli
Sementara itu, lawan mereka, yang menentang larangan itu, mengungkapkan bahwa rekayasa genetik akan membuat orangtua memberikan anak-anak mereka hidup yang sehat, meskipun itu berarti memberi anak-anak mereka sifat yang mereka sendiri tidak bisa wariskan.

Lee Silver, seorang profesor biologi molekuler dan kebijakan publik di Princeton University, meminta para anggota yang hadir untuk melihat seseorang yang duduk di samping mereka.

"Orang itu dan Anda berbeda dari lebih 1 juta lokasi di DNA (deoxyribonucleic acid) Anda. Kebanyakan (variasi ini) tidak bisa menghasilkan apa pun," kata Silver. "(Tapi) bahkan jika Anda seorang dewasa yang sehat, 100 (varian ini) dapat menyebabkan penyakit mematikan pada anak cucu Anda.”

"Alam adalah sebuah metafora," lanjutnya. "Dan itu adalah metafora yang buruk, karena dalam kenyataannya warisan adalah permainan dadu. Hal semacam ini tidak perlu harus seperti itu di masa depan."

Rekannya yang juga menentang pelarangan itu, Nita Farahany, seorang profesor hukum dan ilmu genom dan kebijakan di Duke University, menyerang gagasan bahwa ketidakpastian seharusnya mencegah penggunaan teknologi, yang menunjukkan bahwa reproduksi, benar-benar berjalan tanpa bantuan teknologi, sehingga menghasilkan banyak ketidakpastian.

"Kami tidak akan melarang seks alami," kata Farahany.

Sudah dimungkinkan
Sebagian besar perdebatan terfokus pada teknologi tertentu yang dikenal sebagai transfer mitokondria. Meskipun sebagian besar DNA berada dalam inti sel, sejumlah kecil terkandung di pabrik-pabrik energi sel, yang disebut mitokondria. DNA mitokondria tersebut diturunkan dari ibu ke anak. Dalam kasus yang jarang terjadi, wanita yang memiliki cacat mitokondria dapat mewariskannya kepada anak-anak mereka, sehingga menyebabkan masalah yang merusak atau bahkan kematian.

Transfer mitokondria dapat menggantikan cacat DNA mitokondria seperti itu dengan cara didonor, sehingga memungkinkan ibu yang terkena dampak untuk menghindari cacat tersebut pada anak-anak mereka, yang kemudian membawa materi genetik dari tiga orang tua (ayah dan dua ibu, termasuk donor).

Para penentang larangan berpendapat, larangan yang diusulkan akan mencegah wanita dengan gangguan mitokondria untuk memiliki anak yang sehat dari mereka sendiri.

"Saya di sini bukan untuk membela setiap jenis rekayasa genetika, saya tidak berpikir kita siap saat masyarakat merangkul semuanya," kata Farahany.

Daripada memberlakukan larangan langsung, dia dan Silver berpendapat untuk jalan tengah, yang akan membolehkan prosedur tertentu setelah mereka telah terbukti aman dan efektif. Sebuah konsensus ilmiah menyebutkan bahwa pemindahan mitokondria akan masuk ke dalam kategori ini, katanya.

Winston tidak setuju.

"Kami mengerti bahwa bermain-main dengan DNA mitokondria dapat membuat perbedaan besar sama seperti yang terjadi pada DNA nuklir.... anak abnormal telah lahir sebagai hasil transfer mitokondria," katanya. "Saya pikir, dalam mencegah salah satu penyakit genetik, Anda cenderung menyebabkan penyakit genetik lain." 

Masyarakat sebaiknya fokus pada pentingnya pengaruh lingkungan terhadap kesehatan, kata Winston. "Apa yang harus kita coba lakukan, daripada risiko membuat bayi yang tidak normal, adalah dengan meningkatkan lingkungan sehingga fungsi DNA akan bekerja maksimal."

Baik Farahany ataupun Silver, berargumen bahwa  mereka akan memastikan orangtua yang ingin  memodifikasi anak-anak mereka untuk tidak berfokus pada ciri-ciri lain yang kurang diperlukan secara medis, namun demikian sulit untuk menghindari keinginan seperti memiliki anak dengan kecerdasan yang lebih tinggi atau bermata biru.

"Apa yang saya pikirkan adalah bahwa kebanyakan orangtua peduli pada masalah kesehatan anak-anak mereka," kata Silver.

Menyebabkan gangguan genetik?
Kedua belah pihak mengacu pada momok gangguan genetik ide, yang dulu pernah dianut oleh Nazi, yang menyatakan bahwa pembiakan selektif dapat digunakan untuk memperbaiki umat manusia.

Winston dan Krimsky menunjukkan, memodifikasi anak secara genetik untuk memilih sifat yang diinginkan membangkitkan kembali pendekatan ini. Sementara itu, Farahany mencatat bahwa beberapa pelanggaran terburuk dalam sejarah adalah bila pemerintah terlibat berusaha mengontrol reproduksi. Bagaimana larangan modifikasi genetik anak-anak harus ditegakkan, ia bertanya, apakah semua bayi harus secara paksa diuji?

Dalam pertemuan itu, melalui pemilihan suara, penentang larangan menjadi pemenangnya.

Oleh Wynne Parry, Kontributor LiveScience | LiveScience.com

4 comments: