Tuesday 11 December 2012

Sejarah Kelahiran Komunitas Matapena



Komunitas literasi yang lahir dari tradisi membaca dan menulis di kalangan santri dan mereka yang sadar akan lokalitas dan keunikan tradisi. Berawal dari penerbitan 6 novel pop pesantren: Santri Baru Gede karya Zaki Zarung, Pangeran Bersarung karya Mahbub Jamaluddin, Santri Semelekete karya Ma’rifatun Baroroh, Kidung Cinta Puisi Pegon karya Pijer Sri Laswiji, Dilarang Jatuh Cinta karye S. Tiny, dan Bola-Bola Santri karya Shachree M. Daroini. Novel-novel tersebut diterbitkan oleh Matapena pada Agustus 2005.

Penerbitan 6 novel ini menjadi sesuatu yang menarik mengingat sebelumnya istilah novel pop pesantren belum banyak dikenal luas, dan para penulisnya tak lain adalah para santri dan alumni dari pesantren. Kenyataan ini kemudian memunculkan gagasan untuk menggulirkan pembentukan Komunitas Matapena yang bisa menjadi wadah untuk mengembangkan minat dan hobi baca tulis, terutama di kalangan santri dan remaja pada umumnya.

Visi: 

Komunitas Matapena bertujuan menciptakan budaya literasi di kalangan remaja dengan menggali kekayaan lokal, nilai dan tradisi yang mengakar untuk pengayaan khazanah kesusastraan Indonesia.

Misi:

-Komunitas Matapena berkomitmen menyebarkan gagasan tentang sastra pesantren yang khas dan mengedepankan nilai-nilai tasamuh (toleransi), tawazun (proporsional), ta’adul (keadilan), dan tawasuth (moderat). 
-Komunitas Matapena juga menawarkan diri sebagai rumah kreatif bagi remaja untuk mengembangkan potensi, minat, dan bakat dalam menulis dan bersastra.

Keanggotaan:
Anggota adalah mereka yang sudah mengisi formulir dan kemudian tercatat dalam data base anggota. Anggota bisa membentuk rayon tersendiri di daerahnya untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan komunitas. 

Penjaga Gawang Rumah Kreatif Komunitas Matapena Yogyakarta:

Pembina Komunitas Matapena: Akhmad Fikri AF
Ketua Komunitas: Isma Kazee
Sekretaris: Pijer Sri Laswiji
Divisi Publikasi dan Multimedia: Moh. Mahrus
Divisi Pendampingan dan Pelatihan: Shofaun Navis
Divisi Komunitas dan Pengembangan Jaringan: Peppi al-Ikhtiqom



No comments:

Post a Comment