Wednesday 30 January 2013

Sajak Indah Pitutur Jawa 1


       Nasehat? Ya, itu dia yang sering kita dengar dan kita terlalu sering mengabaikan nasehat. Baik itu petuah dari para leluhur yang bertujuan memberi kebaikan kepada kita semua, atau bahkan dari orang tua kita sendiri. Berikut ini adalah Pitutur atau nasehat atau petuah berbahasa Jawa yang mungkin bisa kita ambil pelajaran darinya.



"Maknani Diri Nyelami Ati Kanggo Nggayuh Ridhaning Gusti."
(Memaknai diri, menyelami samudera hati untuk meraih Ridha Ilahi)

Keterangan:

Banyak manusia yang hidup di dunia ini tanpa mengenali sejati dirinya sendiri, sehingga banyak orang tersesat dan mengalami kesusahan dikarenakan hidupnya tanpa tujuan. Mengenali diri adalah
awal dari memaknai diri. Mengenali diri Siapa diri ini? Dari mana diri ini? Sedang di mana diri ini ? Dan hendak ke mana diri ini? Jadi hal yang sangat penting dengan memahami hakikat diri maka akan muncul pemaknaan-pemaknaan hidup dalam diri yang akhirnya membawa manusia untuk mendekati Penciptanya dan meraih ridhaNya.
Dalam setiap diri manusia sudah disiapkan alat berupa hati untuk menuntun manusia ke arah yang benar. Hati yang luasnya tanpa tepi, membawa manusia untuk mengikuti arahan Tuhannya dengan melakukan apa yg disukai Tuhannya demi meraih Ridha Tuhannya.
Dan di dunia ini, hanya orang-orang yang mau menggunakan hati yang akan selamat dari dahsyatnya goda dunia dan cobaan hidup yang menyesakkan dada. Semoga kita lebih berani untuk mengikuti kata hati demi keselamatan diri kita sendiri.



"Bandha iku mung silihan, Pangkat iku mung sampiran."
(Harta benda hanyalah pinjaman, Pangkat derajat hanyalah lampiran.)

Keterangan:

Tuhan memposisikan harta dan pangkat atau kuasa di dunia ini untuk manusia adalah untuk sarana dan fasilitas manusia untuk mengabdi kepada Tuhan. Harta yang sifatnya adalah pinjaman, Sewaktu-waktu bisa diambil lagi atau malah kita tinggalkan. Orang bijak akan menggunakan harta dan pangkatnya untuk berjalan menuju keberkahan hidup di jalan Tuhan. Dan orang yang lalai, akan menggunakan harta dan pangkatnya untuk menjauhi jalan Tuhan. Dengan pangkat dan kuasa yang disandang seseorang itu, seharusnya bisa digunakan untuk melindungi dan mengayomi manusia yang ada di bawahnya, bukan terbalik dengan menggunakan pangkat untuk berbuat semaunya, yang akhirnya akan membawa celaka sendiri pada dirinya.


"Ngati ati milih laku, Lakumu gawa nasibmu"
(Berhati-hatilah memilih tingkah laku, tingkah laku kita menentukan nasib kita.)


Keterangan:

Kira-kira begitulah maksud dari pitutur tersebut. Dalam kehidupan manusia, tak ada yang lepas dari pilihan, mulai dari bangun pagi pun kita sudah dihadapkan pada pilihan. Hendak bangun atau tidak? Kalau memilih bangun, mau mandi ato tidak? Atau memilih langsung sarapan, itu semua terserah kita. Pilihan yang baik akan membawa dampak yang baik, begitupun sebaliknya. Dan pilihan yang baik itu adalah pilihan yang bisa membuat diri kita mendapatkan manfaat dan semakin mendekatkan kepada Tuhan.
Merah hijaunya hidup kita atau hitam putihnya hidup kita, kitalah yang menentukan. Kita diberi hak untuk memilih nasib kita. Apapun pilihan kita, kita yang menanggung efeknya. Karena pada dasarnya, Tuhan selalu mengizinkan bagi hambanya untuk memilih jalan dan laku hidupnya. Jangan sampai kita menyesal di kemudian hari dan kehidupan nanti karena pilihan kita yang salah. Marilah melangkah dan melangkah yang baik demi kebaikan hasil yang akan kita raih nantinya.

4 comments:

  1. Apa looking for a silihan bisnis, etangan pribadi, etangan ngarep, mobil
    etangan, etangan mahasiswa, silihan utang, silihan unsecured, sukan
    ibukutha, lan sapiturute .. Utawa sampeyan padha gelem silihan dening bank utawa financial
    institusi kanggo siji utawa luwih reasons.You ing panggonan nengen kanggo
    solusi etangan Panjenengan! Aku sing tiyang ingkang nyukani ampilan pribadi, aku menehi metu silihan kanggo
    perusahaan lan individu ing tingkat kurang kapentingan lan terjangkau saka
    2%. Kapentingan. Hubungi kita liwat email hapyhomeloanfirm@gmail.com



    thanks,
    Mrs juliet coklat

    ReplyDelete